https://reseppercobaanmasak.blogspot.com/2015/04/belajar-dari-kegagalan-membuat-minuman.html
Usaha minuman kemasan memang menjanjikan. Menjanjikan bagi siapa? Bagi yang mau berjuang dan mengambil jalan ini. tetapi untuk bisa sukses dalam usaha ini memang dibutuhkan usaha juga observasi dan belajar dari berbagai kesalahan.
Ini menyangkut pengalaman pribadi saya dalam menggeluti usaha ini. saya membuka kantin di sekolah dan setiap hari saya mendapati bahwa minat anak-anak terhadap minuman kemasan sangat mempesona. Setiap hari rata-rata ada 3 dus minuman terjual dari satu kantin. Sementara di kantin sekolah saya ada empat kantin dan satu koperasi sekolah. Jadi kalau dalam setiap kantin dan koperasi menjual 3 dus perhari maka ada sekitar 15 dus sehari habis terjual. Yang kami jual adalah koko jelly, teh gelas, teh rio, kopikap, oke jelly, ale-ale, dan juga minuman kemasan bening dengan merk avian, club, yora, olimpyc. Tentu saja kami tidak menjual aqua karena harganya tidak terjangkau oleh kantung anak-anak. Kalau menjual 1 dus teh gelas untuk yang akan kita dapat adalah 5 ribu saja. Tentu keuntungan itu akan lebih besar jika kita membuat minuman kemasan sendiri.
15 dus kopikap dan teman-temannya itu isinya adalah 24x15 = 360. Ini belum termasuk minuman kemasan bening lho ya. Siswa di sekolah tempat kami jualan ada sekitar 800-an. Saya percaya hanya beberapa gelintir anak saja yang membawa bekal minuman ke sekolah, dan siapa yang tahan untuk tidak minum dari jam 7 sampai jam 13.30 kecuali ketika sedang berpuasa.
Intinya adalah bahwa bisnis minuman kemasan rumahan memang prospek. Tetapi tentu saja tidak mudah. Dan juga butuh modal yang tidak sedikit. Berikut adalah alat yang dibutuhkan untuk membuat minuman kemasan.
Cup sealer. Cup itu gelas. Dan sealer itu perekat. Alat ini adalah mesin untuk merekatkan plastik penutup dengan gelas kemasan. Harganya bervariasi, mulai dari 700 ribu sampai puluhan juta. Untuk industri rumahan saya kira bisa memakai yang 700 ribu. Saya beli secara online seharga 750 ribu di sebuah toko online yang alamatnya di Jogja.
Lid sealer. Ini adalah sebutan untuk plastik yang digunakan untuk menutup minuman kemasan. Harganya bervariasi dan kita juga bisa memesannya sendiri. Lid sealer yang pertama kali saya dapatkan adalah satu paket dengan Cup sealer yang dihargai 180 ribu dengan motif buah. Jadi lid sealer ini punya banyak motif, mulai dari kartun, buah, polos dan lain sebagainya.
Jadi total yang sudah saya keluarkan untuk modal itu adalah 950 ribu dan dua barang itu sudah sampai di rumah sehari setelah saya membayarnya.
Mau buat apa? Ada beberapa pilihan dan beberapa itu kemudian saya coba. Tetapi karena sekolah saya masih libur saya tidak langsung menjualnya. Beberapa produk saya itu adalah:
1. Manisan carica
2. Teh rosela
3. Kopi gelas
Saya masih belum sepenuhnya berhasil. Tetapi saya percaya suatu ketika akan bisa berhasil dalam memproduksi minuman-minuman tersebut. Di mana letak kegagalan saya?
1. Minuman kurang awet
2. Kemasan menggelembung
3. Cup yang tidak sesuai ukurannya.
Mari kita simak kegagalan saya ini sebagai pembelajaran anda.
Minuman kurang awet. Padahal saya sudah menambahkan natrium benzoat, bahan pengawet minuman yang katanya aman dikonsumsi. Apa mungkin saya terlalu sedikit takarannya atau karena apa, entahlah. Yang jelas, rosela yang saya buat setelah 5 hari menjadi kecut. Tetapi anehnya tidak semuanya. Hanya sekitar 3 gelas saja yang kecut. Lainnya masih enak.
Kemasan menggelembung. Ini terjadi pada manisan carica dan kopi kemasan yang saya produksi. Saya sudah mencoba mencari tahu kenapa bisa kemasan menggelembung. Tapi begitu saya ubek-ubek google yang saya temukan hanyalah informasi bahwa minuman kemasna yang menggelemung karena di dalam gelas kemasan sudah terkontaminasi dengan bakteri-bakteri. Jika didiamkan lama, kemasan itu bahkan bisa meledak. Hah! Seperti bom saja. Kalau ada rekan-rekan yang tahu permasalahan ini silahkan share di komentar ya.
Cup yang terlalu besar dan terlalu kecil. Waktu itu saya membeli cup eceran di toko seharga 10 ribu untuk 50 cup. Saya beli cup mangkuk ukuran 120 ml. Ini terlalu kecil untuk minuman tapi memang bisa digunakan untuk carica. Saya juga masih punya cup ukuran 220 ml. ini terlalu besar untuk minuman teh atau kopi seharga 1000-an. Anda tahu berapa mili liter ukuran cup untuk coco drink atau teh gelas? Tidak lebih dari 180 ml. bahkan oke jelly hanya 150 ml. kalau kita menggunakan cup yang terlalu besar tentu kita akan rugi. Kalau pun laba, sangat tidak seberapa dibanding dengan modal yang dikeluarkan.
Demikianlah. Saya mencoba memahami kegagalan saya dalam menjalankan usaha minuman kemasan. Kelak, suatu ketika saya pasti akan berhasil. Sementara itu dulu. Kelak akan saya bagi lagi pengalaman saya dalam menjalankan usaha ini. termasuk resep membuat minuman kemasan. Man jadda wajada.
Ini menyangkut pengalaman pribadi saya dalam menggeluti usaha ini. saya membuka kantin di sekolah dan setiap hari saya mendapati bahwa minat anak-anak terhadap minuman kemasan sangat mempesona. Setiap hari rata-rata ada 3 dus minuman terjual dari satu kantin. Sementara di kantin sekolah saya ada empat kantin dan satu koperasi sekolah. Jadi kalau dalam setiap kantin dan koperasi menjual 3 dus perhari maka ada sekitar 15 dus sehari habis terjual. Yang kami jual adalah koko jelly, teh gelas, teh rio, kopikap, oke jelly, ale-ale, dan juga minuman kemasan bening dengan merk avian, club, yora, olimpyc. Tentu saja kami tidak menjual aqua karena harganya tidak terjangkau oleh kantung anak-anak. Kalau menjual 1 dus teh gelas untuk yang akan kita dapat adalah 5 ribu saja. Tentu keuntungan itu akan lebih besar jika kita membuat minuman kemasan sendiri.
Belajar Membuat Minuman Kemasan
15 dus kopikap dan teman-temannya itu isinya adalah 24x15 = 360. Ini belum termasuk minuman kemasan bening lho ya. Siswa di sekolah tempat kami jualan ada sekitar 800-an. Saya percaya hanya beberapa gelintir anak saja yang membawa bekal minuman ke sekolah, dan siapa yang tahan untuk tidak minum dari jam 7 sampai jam 13.30 kecuali ketika sedang berpuasa.
Intinya adalah bahwa bisnis minuman kemasan rumahan memang prospek. Tetapi tentu saja tidak mudah. Dan juga butuh modal yang tidak sedikit. Berikut adalah alat yang dibutuhkan untuk membuat minuman kemasan.
Cup sealer. Cup itu gelas. Dan sealer itu perekat. Alat ini adalah mesin untuk merekatkan plastik penutup dengan gelas kemasan. Harganya bervariasi, mulai dari 700 ribu sampai puluhan juta. Untuk industri rumahan saya kira bisa memakai yang 700 ribu. Saya beli secara online seharga 750 ribu di sebuah toko online yang alamatnya di Jogja.
Lid sealer. Ini adalah sebutan untuk plastik yang digunakan untuk menutup minuman kemasan. Harganya bervariasi dan kita juga bisa memesannya sendiri. Lid sealer yang pertama kali saya dapatkan adalah satu paket dengan Cup sealer yang dihargai 180 ribu dengan motif buah. Jadi lid sealer ini punya banyak motif, mulai dari kartun, buah, polos dan lain sebagainya.
Jadi total yang sudah saya keluarkan untuk modal itu adalah 950 ribu dan dua barang itu sudah sampai di rumah sehari setelah saya membayarnya.
Mau buat apa? Ada beberapa pilihan dan beberapa itu kemudian saya coba. Tetapi karena sekolah saya masih libur saya tidak langsung menjualnya. Beberapa produk saya itu adalah:
1. Manisan carica
2. Teh rosela
3. Kopi gelas
Saya masih belum sepenuhnya berhasil. Tetapi saya percaya suatu ketika akan bisa berhasil dalam memproduksi minuman-minuman tersebut. Di mana letak kegagalan saya?
1. Minuman kurang awet
2. Kemasan menggelembung
3. Cup yang tidak sesuai ukurannya.
Mari kita simak kegagalan saya ini sebagai pembelajaran anda.
Minuman kurang awet. Padahal saya sudah menambahkan natrium benzoat, bahan pengawet minuman yang katanya aman dikonsumsi. Apa mungkin saya terlalu sedikit takarannya atau karena apa, entahlah. Yang jelas, rosela yang saya buat setelah 5 hari menjadi kecut. Tetapi anehnya tidak semuanya. Hanya sekitar 3 gelas saja yang kecut. Lainnya masih enak.
Kemasan menggelembung. Ini terjadi pada manisan carica dan kopi kemasan yang saya produksi. Saya sudah mencoba mencari tahu kenapa bisa kemasan menggelembung. Tapi begitu saya ubek-ubek google yang saya temukan hanyalah informasi bahwa minuman kemasna yang menggelemung karena di dalam gelas kemasan sudah terkontaminasi dengan bakteri-bakteri. Jika didiamkan lama, kemasan itu bahkan bisa meledak. Hah! Seperti bom saja. Kalau ada rekan-rekan yang tahu permasalahan ini silahkan share di komentar ya.
Cup yang terlalu besar dan terlalu kecil. Waktu itu saya membeli cup eceran di toko seharga 10 ribu untuk 50 cup. Saya beli cup mangkuk ukuran 120 ml. Ini terlalu kecil untuk minuman tapi memang bisa digunakan untuk carica. Saya juga masih punya cup ukuran 220 ml. ini terlalu besar untuk minuman teh atau kopi seharga 1000-an. Anda tahu berapa mili liter ukuran cup untuk coco drink atau teh gelas? Tidak lebih dari 180 ml. bahkan oke jelly hanya 150 ml. kalau kita menggunakan cup yang terlalu besar tentu kita akan rugi. Kalau pun laba, sangat tidak seberapa dibanding dengan modal yang dikeluarkan.
Demikianlah. Saya mencoba memahami kegagalan saya dalam menjalankan usaha minuman kemasan. Kelak, suatu ketika saya pasti akan berhasil. Sementara itu dulu. Kelak akan saya bagi lagi pengalaman saya dalam menjalankan usaha ini. termasuk resep membuat minuman kemasan. Man jadda wajada.
Saya menjual thai tea kemasan botol cm tidak bisa tahan lebih dr 3-4hr sebelmnya saya sudah coba bs tahan samoai 7hri lebih mgkn karena produksi sedikit, sekarang kenapa ya produksi banyak tp tidak tahan lama. Mgkn ibu ada saran..
BalasHapus